Saturday, November 28, 2015

Privat Bahasa Jepang di Purwokerto Untuk Pemula

Haiiii......i am back. Baru buka lagih ini blog setelah sekian lama (efek sinyal abal-abal). Udah banyak yang berubah dari saya yang enggak perlu saya jabarkan (siapa pulak yang pengen tau :D). Tapi by the way bus way, berhubung saya udah pulkam, maka saya bermaksud mengundang mas, mba, bapak, ibu, adik, kaka, saudara, saudari yang sekota dengan saya (purwokerto, jateng). Eh mbok menowo ada yang ingin belajar bahasa jepang, monggo, bisa kontak saya di sini, atau di fb dengan id larintika, atau add pin bb saya 7CE335BE. Ditunggu ya...

Monday, March 25, 2013

Kuliah di Jepang

Saya tidak pernah menyesal menjadi orang yang biasa-biasa saja (red : IQ standar). Konon orang-orang sukses tidak bergantung pada IQ-nya, tapi pada kemampuannya mengelola emosi (red: mood), untuk terus menerus belajar di uniersitas kehidupan (Halah...lebai).
Dan bisa kuliah di Jepang sebenarnya lebih pada faktor kebetulan. Kebetulan suami dapet tugas belajar di Jepang, kebetulan kami satu bidang, kebetulan Senseinya berbaik hati menyambut niat baik saya ingin lanjut kuliah, kebetulan saya nekad cari kerja part time, kebetulan saya lalu lulus ujian masuk dan yakin bisa survive   kuliah sambil kerja, dan kebetulan saya juga nekad PD dapet beasiswa.
Terlalu banyak faktor kebetulan yang justru bikin saya makin yakin bahwa kita akan mendapatkan apa-apa yang kita upayakan, Tuhan itu sesuai prasangka hamba-hambanya, dan tidaklah keadaan suatu kaum berubah kecuali mereka merubah nasib dengan tangannya sendiri.
Dan ternyata untuk kuliah di Jepang hanya butuh itu......
Hehehe

Sunday, March 24, 2013

Bentou dan Jepang

Bentou?
Jujur aja saya baru tahu tentang bentou ini setelah ada di Jepang (kampring, xixixi)
Nasi yang dikemas beserta lauk pauknya ini memang benar-benar memikat mata lalu turun ke hati. 
Apalagi bentou khusus anak-anak yang beraneka ragam bentuk dan warna. Yakin deh, kalau para ibu di Indonesia mau meluangkan waktu untuk bikinin anaknya bentou yang lucu-lucu (tokoh kartun), pasti si anak bakal memilih makan masakan ibunya daripada beli jajan yang enggak jelas komposisinya (trauma lihat acara investigasi). 
Sebenarnya enggak susah kok, kita cuma harus kreatif maduin warna dan komposisi makanan aja. Dan kalau ditelisik lebih dalem lagi, sebenernya kunci bikin bentou itu cuma satu, semua makanan harus ditata padat di dalam wadahnya, supaya saat dibuka enggak amburadul. Sayangkan, udah capek-capek nata masih amburadul juga.
Kunci lainnya, bikin satu bentuk yang dominan (misalnya bentuk doraemon, totoro, hello kity, dll, dan biasanya bagian nasinya karena ngebentuknya gampang). 
Sisanya, tinggal tambahin lauk pauk yang berwarna, misal:kuning dari telur. Merah dari sosis/tomat, coklat dari perkedel, dan lain-lain deh....
Dan satu lagi (banyak bener satunya :)), karena bentou itu seni, maka sebenarnya enggak ada batasan dan kendalanya. Misal karena kita di Indonesia jadi susah bikin bentou yang menarik. Enggak pake deh alasan begituan.

Dibikin sesuka hati aja, kan yang paling penting bikinnya dari dalam hati, buat si buah hati atau belahan hati, ekhemm....

n.b. Boleh percaya boleh enggak sih dengan posting saya kali ini, soalnya saya juga masih pemula, Tapi Tetap SEMANGAT :)



Saturday, February 23, 2013

Arubaito wo yamemashita (i resign from part time job)


Sepanjang koridor asrama saya sesenggukan,
Saya percepat langkah meskipun orang-orang yang saya belakangi masih berucap “sayonara larin chan, otsukaresamadesu……mata itsuka ne….(beberapa diantaranya masih menangis)".
Saya tidak ingin menangis, tapi air mata bukan tipe ekspresi yang bisa diatur. Bukan ekspresi yang punya banyak nama seperti senyum (manis, sinis, kecut, sumringah, dkk). 
Air mata adalah air mata.
Dan air mata  saya mengucur deras setelah berkali-kali mendengar kata ganbatte ne, o genki de (semangat ya, sehat-sehat), sambil seseorang diantaranya memberikan kumpulan hadiah ini.




Ichinichi ni nandomo kurikaesu sono kotoba
Moshikashitara "konnichiwa" yorimo ooikurai
Sono hito no tsukare ni "o" wo tsukete "sama" made tsukete.
"Otsukaresamadesu" to koe kakeru bokura no hibi
Dalam satu hari kata itu terulang berkali-kali.
Mungkin dibandingkan kata “konnichiha” jumlahnya lebih banyak.
Orang itu lelah, karena itu hargai dia dengan “o” dan “sama”
Otsukaresamadeshita, terdengar sepanjang perjalanan kami.

Dua tahun persis saya mengais rejeki disana, membersihkan asrama  4 gedung dengan kapasitas 500 orang siswa. Menyikat Wc, mengangkut sampah, menyedot debu karpet ruang belajar, sampai menggosok  tempat ofuro. Semuanya saya lakukan bersama teman kerja yang tidak lagi muda. Mereka rata-rata berusia 40~66 tahun. Bayangkan, di usia segitu orang sini masih produktif. Mampu naik turun tangga 4 lantai, tetap menjaga penampilan (masih memakai jins, rambut semir coklat, bahkan sampai eye shadow warna ungu), tapi tetap bersahaja. 
Semuanya memanggil saya "larin chan," satu-satunya orang asing dan paling muda yang bekerja paruh waktu disana.

Yasashikute tsuyokute isshoukenmei de
Ikirukoto wa tada soredakedemo taihen desu
Sono ai mo shigoto mo taisetsu de atama wo sagete
"Otsukaresamadesu" to iikawasu bokura no kuni
Baik hati, kuat, dan serius.
Tapi hal sederhana itupun nyatanya sulit dilakukan.
Cinta, pekerjaan, keduanya sama pentingnya dengan menundukan kepala dan mengucapkan “otsukaresamadesu” dan itu janji bangsa saya.

Awal datang, saya bahkan seringkali tidak mengerti apa yang ditugaskan. Kemampuan bahasa Jepang saya waktu itu hanya sebatas aisatsu (salam). 
Saya hanya mengandalkan niat dan itikad baik bahwa saya benar-benar  ingin bekerja. 
Lalu itikad baik berbalas penghargaan, dan baru saya sadari, bahasa bukan segala-galanya dalam komunikasi. 
Selama 2 tahun bekerja, hampir tidak ada konflik antara saya dan mereka. 
Bukan berarti  semuanya berjalan mulus juga, tapi lebih kepada upaya saya mempelajari dengan baik  apa-apa yang mereka “ajarkan,” dan mereka menghargai upaya saya untuk belajar.

Warui koto bakarijyanaikotomo jinsei de
Monogatari wa mada mada tsuzuku yo saa ikou
Sono yume mo fuan mo tatakai mo korekaradakara
"Otsukaresamadesu" to ittemiru kono boku ni
Hidup, bukan melulu tentang kesedihan.
Cerita ini masih akan terus berlanjut, jadi jalani saja.
Mimpi, kecemasan, dan masalah masih baru dimulai
Saya akan coba dan tetap semangat sambil berkata “Otsukaresamadesu” pada diri sendiri

Dalam perjalanannya, kita hanya butuh waktu untuk menemukan saudara, apapun bangsanya, apapun bahasanya. Selama symbol hidup diartikan sama, tangis sebagai sedih dan tawa sebagai bahagia, dimanapun kita akan tetap menemukan saudara.

Hontou wa ienakute dakara iu no darou
Arigatou daijoubu desu otsukaresamadesu
Sebenarnya tidak bisa berkata apa-apa, karenanya,
“Terima kasih, saya akan baik-baik saja, otsukaresama desu”

Dua tahun berjalan, di tempat ini saya menemukan seorang okaasan (ibu), oneechan (kakak) , sahabat, dan teman. 
Dari tempat ini, saya belajar menjadi profesional.
Dari tempat ini saya paham, bahwa penghargaan terhadap seseorang itu seharusnya bukan pada posisinya. 
Tapi pada  bagaimana dia memposisikan dirinya untuk setiap tanggung jawab yang terkait padanya (peran, pekerjaan, bahkan posisi itu sendiri). 
Dari tempat ini, saya mengumpulkan keping-keping yen untuk bisa membayar tuition fee demi melanjutkan sekolah, di Jepang.
Hontou ha itakute dakara iu no darou 
Arigatou shinjite kurete domo arigatou
Sebenarnya tidak mampu pergi, karena itu,
"Terimakasih sudah mempercayai saya, Otsukaresama desu"




Dan hidup harus terus berlanjut, pada mimpi dan 'upaya' selanjutnya.
Setahun kedepan saya akan hidup di lingkungan baru, bertemu dengan orang-orang baru, dan pelajaran baru.
Saga ni ittekimasu :D


Karatsu, 24 Februari 2013

 [Larintika||sakura remedial]

Wednesday, February 20, 2013

Nasi kuning Slametan

Suami saya selesai mempresentasikan hasil penelitiannya selama di Jepang, saya berhasil mendapatkan beasiswa dari NGO (Non Profit organization) Jepang, anak saya bulan 4 nanti akan masuk sekolah dasar di Jepang setelah lulus dari hoikuen, what a beautiful life is....
Untuk semua keberhasilan itu, kami tidak melakukannya sendirian. Ada orang-orang di sekitar kami (yang notabene-nya) orang Jepang, banyak memberikan bantuan. Terutama sensei dan teman-teman kampus.
Karena itulah.....saya nekad bikin nasi kuning slametan, xixixi



Saya bilang bahwa ini tradisi Indonesia, jika kami menerima sesuatu yang membahagiakan, maka kami akan membuat nasi kuning dan diberikan kepada orang-orang di sekitar kami yang banyak membantu. Lalu sensei bilang, "O....oiwai mitaina kanji ne...".
Saya cuma manggut-manggut.
Dan beberapa classmate kami (saya dan suami) tertipu tampilan cabe rawit merah yang imut-imut sampai muka mereka memerah setelah memakannya mentah-mentah "KARAI (Pedas)!!!!!!!!!!!"
xixixixi, Ups....Gemennasai........


Berhubung jumlah teman dan sensei sedikit (kalau banyak enggak mungkin sanggup juga bikin ini buat mereka). Saya bikinnya dalam kemasan bento. Pelengkap nasi kuningnya hanya opor ayam, telur rawis, acar timun dan jeruk. 
Cara bikin nasi kuning :
-Nasi dicuci, lalu kukus 30 menit.
-Aron nasi kuning dalam air santan, beri bumbu kunir, salam, daun jeruk, garam sedikit. sampai airt habis (apinya jangan besar-besar)
-Setelah nasi aron matang, diamkan selama 1 jam agar sisa-sisa air meresap.
-Kukus hasil aron selama 30 menit.
Untuk pelengkap, karena sesuai selera silahkan kreasikan sendiri ya........


Tuesday, February 19, 2013

Takoyaki

Ini dia makanan khas Jepang yang populer, takoyaki.
Sebenernya yang biasa dijual di supa(supermarket) atau yatai (kakilima) isinya cuma tako, tok! Tapi berhubung kita orang Indonesia, jadi takoyaki ini dibikin serupa bakwan gitu deh, Hehehe.
Tepungnya disini sangat mudah didapat. 




Kalau dirasa-rasa, mungkin komposisi tepungnya hampir 80 % terigu. Tepung tak dicampur air, dan telur, lalu dicetak bulat-bulat sehingga bagian bawahnya kering, kering dan benyek didalam sih?!
Ini kali pertama bikin, dan Tara.....Kayaknya sih gagal, xixixi




Setelah takoyakinya matang, biasanya bagian atasnya dikasih mayonese, dan taburan apa ya namanya...(lupa) kaya abon ikan gitu. Nah, berhubung ini yang bikin orang indonesia, gak ada salahnya juga dikasih saos dan taburan bawang daun (baso kaleeeee). 
Tapi asyik-asyik ajah tuh, Yuk mareeeeee.....


Monday, February 18, 2013

Rahasia Kita (Ibu)


Pstttt….sini Nak, kuberitahu kau satu cerita tentang Ibu, tapi berjanjilah dulu ini rahasia, hanya kita. Terkecuali jika kelak saat Ibu sudah tidak ada, kau boleh menceritakan rahasia ini pada adik-adikmu. Atau saat kalian beranjak dewasa, dan dunia tidak seramah yang kau kira, maka ini pengecualian terbesar, kau boleh menceritakan rahasia kita pada semua.
Kau siap? Simak ceritaku baik-baik, dan pastikan rahasia ini tertutup rapat dalam hatimu. Tentang Ibu….
Kumulai cerita tentangnya sebelum kau ada di dunia. Kau tau?Konon kau hanya segumpal daging tak bernyawa di rahimnya. Tapi sejak awal Ibu begitu memperhatikanmu, bahkan  beliau tidak lagi memikirkan dirinya. Setiap makanan sehat, disantap untuk memastikan perkembanganmu sempurna. Ibu yang dulu langsing, perlahan menjadi gemuk sejak kau di dalam kandungannya. Dan yang lebih ekstrim lagi, perut Ibu yang dulu singset dan mulus seketika berubah gendut bergaris-garis karena selulit.  Kalau bukan Ibu, mungkin perubahan bentuk fisik itu akan merisaukannya. Bukankah dulu Bapakmu memujanya karena cantik? Tapi lihatlah, Ibu tetap melakukan aktifitas rutin dengan perut buncitnya. Beliau membiarkanmu tumbuh dan berkembang menjadi bayi sempurna dalam tubuhnya yang ringkih, yang jelas tidak sekekar tubuh Bapak.  Sembilan bulan kau dalam kandungannya, membuatnya merasa pusing, mual, tidak bisa tidur, sakit pinggang, dan kringetan sepanjang hari. Tapi itu bukan apa-apa buatnya. Beliau tetap menanggung segala resikonya demi melahirkanmu ke dunia, dan bahkan untuk resiko kehilangan hidupnya pun, beliau tanggung. Maka jika Ibumu tidak berjiwa preman, ……dari manalah keberanian itu muncul.
inilah rahasia yang hendak kuceritakan padamu tentangnya, Ibumu…..
Dan tibalah saat kelahiranmu. Ibu  merasakan sakit yang tidak berujung sebelum mengantarkanmu melihat dunia. Di dalam kamar serba putih, rintihannya terdengar setiap kau mendesak keluar. Sungguh nak, detik-detik itu  aura hidup dan mati begitu tipis, Bayangkan betapa  besar nyali ibu terkapar di ranjang, berdampingan dengan gunting dan jarum yang siap digunakan dalam proses melahirkanmu.  Menarik nafas,  mengejan, menarik nafas, mengejan, begitu berulang-ulang sampai kau pun berhasil dilahirkannya. Dan perjuangan belum berakhir. Setelah kau dilahirkan, maka rasa sakit saat mengandungpun berganti menjadi malam-malam panjang, terbangun tengah malam untuk menyusuimu, mengganti popokmu, menemani celotehanmu. Maka jika Ibumu tidak berjiwa preman, ….dari manalah kekuatan itu muncul.
Inilah rahasia yang hendak kuceritakan padamu tentangnya, Ibumu…..
Kaupun beranjak balita, bergerak semena-mena seolah disana tidak ada bahaya. Tapi lihatlah wajah letih itu, tidak seguratpun raut penyesalan  meski hari-harinya dikacaukan kenakalanmu. Bahkan dengan sigap diselempangkannya selembar kain di bahu, direngkuhnya kau dalam pelukan, sementara tangan kanannya tetap produktif menyapu, mencuci baju, menyetrika, bahkan memasak. Lihatlah, lihat!  betapa terampilnya ibu melindungimu dari cipratan minyak panas saat menggoreng, juga memastikan makan siangmu tersaji dengan hangat. Maka jika Ibumu tidak berjiwa preman,……dari manalah keahlian itu muncul.
Inilah rahasia yang hendak kuceritakan padamu tentangnya, Ibumu…..
Dan perhatikan Nak, di setiap paginya Ibu adalah wanita tegar. Dengan segenap hati dilepasnya Bapakmu untuk mencari nafkah. Diantarnya dengan doa, rasa ikhlas dan kepercayaan penuh,  sore nanti kelak kembali pulang. Pun jika Tuhan berkehendak lain, maka yakinlah, Ibu adalah orang pertama yang akan senantiasa mendampingimu  sekuat hati, sebesar tanggung jawabnya. Sejak kecil hingga kau matang secara rasional, tau mana yang baik dan mana yang buruk. Untuk itulah Ibu sesekali menghardikmu dengan sangat saat kau melakukan keburukan, agar kau bisa membedakannya dengan kebaikan. Maka jika ibumu tidak berjiwa preman…..dari manalah keterampilan itu muncul.
Inilah rahasia yang hendak kuceritakan padamu tentangnya, Ibumu…..
Sampai disini, aku tidak sanggup lagi menceritakannya Nak. Lagipula untuk apa kuceritakan, kau pasti paham betul semuanya kan? Jika Ibumu tidak berjiwa preman, bagaimanalah kau bisa sesukses itu!!!!!!
Dan ingat  janjiku, saat dunia tidak seramah yang kau kira, kau boleh, bahkan  perlu menceritakan pada semua tentang Ibumu dan jiwa premannya, dan yakinlah!keberanian, kekuatan, keahlian, dan ketrampilan beliau yang kau warisi, sejatinya cukup, bahkan sangat cukup untuk menaklukan dunia…….


Karatsu, 26 Juli 2011