Saturday, February 23, 2013

Arubaito wo yamemashita (i resign from part time job)


Sepanjang koridor asrama saya sesenggukan,
Saya percepat langkah meskipun orang-orang yang saya belakangi masih berucap “sayonara larin chan, otsukaresamadesu……mata itsuka ne….(beberapa diantaranya masih menangis)".
Saya tidak ingin menangis, tapi air mata bukan tipe ekspresi yang bisa diatur. Bukan ekspresi yang punya banyak nama seperti senyum (manis, sinis, kecut, sumringah, dkk). 
Air mata adalah air mata.
Dan air mata  saya mengucur deras setelah berkali-kali mendengar kata ganbatte ne, o genki de (semangat ya, sehat-sehat), sambil seseorang diantaranya memberikan kumpulan hadiah ini.




Ichinichi ni nandomo kurikaesu sono kotoba
Moshikashitara "konnichiwa" yorimo ooikurai
Sono hito no tsukare ni "o" wo tsukete "sama" made tsukete.
"Otsukaresamadesu" to koe kakeru bokura no hibi
Dalam satu hari kata itu terulang berkali-kali.
Mungkin dibandingkan kata “konnichiha” jumlahnya lebih banyak.
Orang itu lelah, karena itu hargai dia dengan “o” dan “sama”
Otsukaresamadeshita, terdengar sepanjang perjalanan kami.

Dua tahun persis saya mengais rejeki disana, membersihkan asrama  4 gedung dengan kapasitas 500 orang siswa. Menyikat Wc, mengangkut sampah, menyedot debu karpet ruang belajar, sampai menggosok  tempat ofuro. Semuanya saya lakukan bersama teman kerja yang tidak lagi muda. Mereka rata-rata berusia 40~66 tahun. Bayangkan, di usia segitu orang sini masih produktif. Mampu naik turun tangga 4 lantai, tetap menjaga penampilan (masih memakai jins, rambut semir coklat, bahkan sampai eye shadow warna ungu), tapi tetap bersahaja. 
Semuanya memanggil saya "larin chan," satu-satunya orang asing dan paling muda yang bekerja paruh waktu disana.

Yasashikute tsuyokute isshoukenmei de
Ikirukoto wa tada soredakedemo taihen desu
Sono ai mo shigoto mo taisetsu de atama wo sagete
"Otsukaresamadesu" to iikawasu bokura no kuni
Baik hati, kuat, dan serius.
Tapi hal sederhana itupun nyatanya sulit dilakukan.
Cinta, pekerjaan, keduanya sama pentingnya dengan menundukan kepala dan mengucapkan “otsukaresamadesu” dan itu janji bangsa saya.

Awal datang, saya bahkan seringkali tidak mengerti apa yang ditugaskan. Kemampuan bahasa Jepang saya waktu itu hanya sebatas aisatsu (salam). 
Saya hanya mengandalkan niat dan itikad baik bahwa saya benar-benar  ingin bekerja. 
Lalu itikad baik berbalas penghargaan, dan baru saya sadari, bahasa bukan segala-galanya dalam komunikasi. 
Selama 2 tahun bekerja, hampir tidak ada konflik antara saya dan mereka. 
Bukan berarti  semuanya berjalan mulus juga, tapi lebih kepada upaya saya mempelajari dengan baik  apa-apa yang mereka “ajarkan,” dan mereka menghargai upaya saya untuk belajar.

Warui koto bakarijyanaikotomo jinsei de
Monogatari wa mada mada tsuzuku yo saa ikou
Sono yume mo fuan mo tatakai mo korekaradakara
"Otsukaresamadesu" to ittemiru kono boku ni
Hidup, bukan melulu tentang kesedihan.
Cerita ini masih akan terus berlanjut, jadi jalani saja.
Mimpi, kecemasan, dan masalah masih baru dimulai
Saya akan coba dan tetap semangat sambil berkata “Otsukaresamadesu” pada diri sendiri

Dalam perjalanannya, kita hanya butuh waktu untuk menemukan saudara, apapun bangsanya, apapun bahasanya. Selama symbol hidup diartikan sama, tangis sebagai sedih dan tawa sebagai bahagia, dimanapun kita akan tetap menemukan saudara.

Hontou wa ienakute dakara iu no darou
Arigatou daijoubu desu otsukaresamadesu
Sebenarnya tidak bisa berkata apa-apa, karenanya,
“Terima kasih, saya akan baik-baik saja, otsukaresama desu”

Dua tahun berjalan, di tempat ini saya menemukan seorang okaasan (ibu), oneechan (kakak) , sahabat, dan teman. 
Dari tempat ini, saya belajar menjadi profesional.
Dari tempat ini saya paham, bahwa penghargaan terhadap seseorang itu seharusnya bukan pada posisinya. 
Tapi pada  bagaimana dia memposisikan dirinya untuk setiap tanggung jawab yang terkait padanya (peran, pekerjaan, bahkan posisi itu sendiri). 
Dari tempat ini, saya mengumpulkan keping-keping yen untuk bisa membayar tuition fee demi melanjutkan sekolah, di Jepang.
Hontou ha itakute dakara iu no darou 
Arigatou shinjite kurete domo arigatou
Sebenarnya tidak mampu pergi, karena itu,
"Terimakasih sudah mempercayai saya, Otsukaresama desu"




Dan hidup harus terus berlanjut, pada mimpi dan 'upaya' selanjutnya.
Setahun kedepan saya akan hidup di lingkungan baru, bertemu dengan orang-orang baru, dan pelajaran baru.
Saga ni ittekimasu :D


Karatsu, 24 Februari 2013

 [Larintika||sakura remedial]

1 comment: