Saya tidak pernah menyesal menjadi orang yang biasa-biasa saja (red : IQ standar). Konon orang-orang sukses tidak bergantung pada IQ-nya, tapi pada kemampuannya mengelola emosi (red: mood), untuk terus menerus belajar di uniersitas kehidupan (Halah...lebai).
Dan bisa kuliah di Jepang sebenarnya lebih pada faktor kebetulan. Kebetulan suami dapet tugas belajar di Jepang, kebetulan kami satu bidang, kebetulan Senseinya berbaik hati menyambut niat baik saya ingin lanjut kuliah, kebetulan saya nekad cari kerja part time, kebetulan saya lalu lulus ujian masuk dan yakin bisa survive kuliah sambil kerja, dan kebetulan saya juga nekad PD dapet beasiswa.
Terlalu banyak faktor kebetulan yang justru bikin saya makin yakin bahwa kita akan mendapatkan apa-apa yang kita upayakan, Tuhan itu sesuai prasangka hamba-hambanya, dan tidaklah keadaan suatu kaum berubah kecuali mereka merubah nasib dengan tangannya sendiri.
Dan ternyata untuk kuliah di Jepang hanya butuh itu......
Hehehe
Monday, March 25, 2013
Sunday, March 24, 2013
Bentou dan Jepang
Bentou?
Jujur aja saya baru tahu tentang bentou ini setelah ada di Jepang (kampring, xixixi)
Nasi yang dikemas beserta lauk pauknya ini memang benar-benar memikat mata lalu turun ke hati.
Apalagi bentou khusus anak-anak yang beraneka ragam bentuk dan warna. Yakin deh, kalau para ibu di Indonesia mau meluangkan waktu untuk bikinin anaknya bentou yang lucu-lucu (tokoh kartun), pasti si anak bakal memilih makan masakan ibunya daripada beli jajan yang enggak jelas komposisinya (trauma lihat acara investigasi).
Sebenarnya enggak susah kok, kita cuma harus kreatif maduin warna dan komposisi makanan aja. Dan kalau ditelisik lebih dalem lagi, sebenernya kunci bikin bentou itu cuma satu, semua makanan harus ditata padat di dalam wadahnya, supaya saat dibuka enggak amburadul. Sayangkan, udah capek-capek nata masih amburadul juga.
Kunci lainnya, bikin satu bentuk yang dominan (misalnya bentuk doraemon, totoro, hello kity, dll, dan biasanya bagian nasinya karena ngebentuknya gampang).
Sisanya, tinggal tambahin lauk pauk yang berwarna, misal:kuning dari telur. Merah dari sosis/tomat, coklat dari perkedel, dan lain-lain deh....
Dan satu lagi (banyak bener satunya :)), karena bentou itu seni, maka sebenarnya enggak ada batasan dan kendalanya. Misal karena kita di Indonesia jadi susah bikin bentou yang menarik. Enggak pake deh alasan begituan.
Dibikin sesuka hati aja, kan yang paling penting bikinnya dari dalam hati, buat si buah hati atau belahan hati, ekhemm....
n.b. Boleh percaya boleh enggak sih dengan posting saya kali ini, soalnya saya juga masih pemula, Tapi Tetap SEMANGAT :)
Saturday, February 23, 2013
Arubaito wo yamemashita (i resign from part time job)
Sepanjang koridor asrama saya sesenggukan,
Saya percepat langkah meskipun orang-orang yang saya belakangi masih berucap “sayonara larin chan, otsukaresamadesu……mata itsuka ne….(beberapa diantaranya masih menangis)".
Saya tidak ingin menangis, tapi air mata bukan tipe ekspresi yang bisa diatur. Bukan ekspresi yang punya banyak nama seperti senyum (manis, sinis, kecut, sumringah, dkk).
Air mata adalah air mata.
Dan air mata saya mengucur deras setelah berkali-kali mendengar kata ganbatte ne, o genki de (semangat ya, sehat-sehat), sambil seseorang diantaranya memberikan kumpulan hadiah ini.
Ichinichi ni nandomo kurikaesu sono kotoba
Moshikashitara "konnichiwa" yorimo ooikurai
Sono hito no tsukare ni "o" wo tsukete "sama" made tsukete.
"Otsukaresamadesu" to koe kakeru bokura no hibi
Dalam satu hari kata itu terulang berkali-kali.
Mungkin dibandingkan kata “konnichiha” jumlahnya lebih banyak.
Orang itu lelah, karena itu hargai dia dengan “o” dan “sama”
Otsukaresamadeshita, terdengar sepanjang perjalanan kami.
Dua tahun persis saya mengais rejeki disana, membersihkan asrama 4 gedung dengan kapasitas 500 orang siswa. Menyikat Wc, mengangkut sampah, menyedot debu karpet ruang belajar, sampai menggosok tempat ofuro. Semuanya saya lakukan bersama teman kerja yang tidak lagi muda. Mereka rata-rata berusia 40~66 tahun. Bayangkan, di usia segitu orang sini masih produktif. Mampu naik turun tangga 4 lantai, tetap menjaga penampilan (masih memakai jins, rambut semir coklat, bahkan sampai eye shadow warna ungu), tapi tetap bersahaja.
Semuanya memanggil saya "larin chan," satu-satunya orang asing dan paling muda yang bekerja paruh waktu disana.
Yasashikute tsuyokute isshoukenmei de
Ikirukoto wa tada soredakedemo taihen desu
Sono ai mo shigoto mo taisetsu de atama wo sagete
"Otsukaresamadesu" to iikawasu bokura no kuni
Baik hati, kuat, dan serius.
Tapi hal sederhana itupun nyatanya sulit dilakukan.
Cinta, pekerjaan, keduanya sama pentingnya dengan menundukan kepala dan mengucapkan “otsukaresamadesu” dan itu janji bangsa saya.
Awal datang, saya bahkan seringkali tidak mengerti apa yang ditugaskan. Kemampuan bahasa Jepang saya waktu itu hanya sebatas aisatsu (salam).
Saya hanya mengandalkan niat dan itikad baik bahwa saya benar-benar ingin bekerja.
Lalu itikad baik berbalas penghargaan, dan baru saya sadari, bahasa bukan segala-galanya dalam komunikasi.
Selama 2 tahun bekerja, hampir tidak ada konflik antara saya dan mereka.
Bukan berarti semuanya berjalan mulus juga, tapi lebih kepada upaya saya mempelajari dengan baik apa-apa yang mereka “ajarkan,” dan mereka menghargai upaya saya untuk belajar.
Warui koto bakarijyanaikotomo jinsei de
Monogatari wa mada mada tsuzuku yo saa ikou
Sono yume mo fuan mo tatakai mo korekaradakara
"Otsukaresamadesu" to ittemiru kono boku ni
Hidup, bukan melulu tentang kesedihan.
Cerita ini masih akan terus berlanjut, jadi jalani saja.
Mimpi, kecemasan, dan masalah masih baru dimulai
Saya akan coba dan tetap semangat sambil berkata “Otsukaresamadesu” pada diri sendiri
Dalam perjalanannya, kita hanya butuh waktu untuk menemukan saudara, apapun bangsanya, apapun bahasanya. Selama symbol hidup diartikan sama, tangis sebagai sedih dan tawa sebagai bahagia, dimanapun kita akan tetap menemukan saudara.
Hontou wa ienakute dakara iu no darou
Arigatou daijoubu desu otsukaresamadesu
Sebenarnya tidak bisa berkata apa-apa, karenanya,
“Terima kasih, saya akan baik-baik saja, otsukaresama desu”
Dua tahun berjalan, di tempat ini saya menemukan seorang okaasan (ibu), oneechan (kakak) , sahabat, dan teman.
Dari tempat ini, saya belajar menjadi profesional.
Dari tempat ini saya paham, bahwa penghargaan terhadap seseorang itu seharusnya bukan pada posisinya.
Tapi pada bagaimana dia memposisikan dirinya untuk setiap tanggung jawab yang terkait padanya (peran, pekerjaan, bahkan posisi itu sendiri).
Dari tempat ini, saya mengumpulkan keping-keping yen untuk bisa membayar tuition fee demi melanjutkan sekolah, di Jepang.
Hontou ha itakute dakara iu no darou
Arigatou shinjite kurete domo arigatou
Sebenarnya tidak mampu pergi, karena itu,
"Terimakasih sudah mempercayai saya, Otsukaresama desu"
Dan hidup harus terus berlanjut, pada mimpi dan 'upaya' selanjutnya.
Setahun kedepan saya akan hidup di lingkungan baru, bertemu dengan orang-orang baru, dan pelajaran baru.
Saga ni ittekimasu :D
Karatsu, 24 Februari 2013
[Larintika||sakura remedial]
Wednesday, February 20, 2013
Nasi kuning Slametan
Suami saya selesai mempresentasikan hasil penelitiannya selama di Jepang, saya berhasil mendapatkan beasiswa dari NGO (Non Profit organization) Jepang, anak saya bulan 4 nanti akan masuk sekolah dasar di Jepang setelah lulus dari hoikuen, what a beautiful life is....
Untuk semua keberhasilan itu, kami tidak melakukannya sendirian. Ada orang-orang di sekitar kami (yang notabene-nya) orang Jepang, banyak memberikan bantuan. Terutama sensei dan teman-teman kampus.
Karena itulah.....saya nekad bikin nasi kuning slametan, xixixi
Saya bilang bahwa ini tradisi Indonesia, jika kami menerima sesuatu yang membahagiakan, maka kami akan membuat nasi kuning dan diberikan kepada orang-orang di sekitar kami yang banyak membantu. Lalu sensei bilang, "O....oiwai mitaina kanji ne...".
Saya cuma manggut-manggut.
Dan beberapa classmate kami (saya dan suami) tertipu tampilan cabe rawit merah yang imut-imut sampai muka mereka memerah setelah memakannya mentah-mentah "KARAI (Pedas)!!!!!!!!!!!"
xixixixi, Ups....Gemennasai........
Untuk semua keberhasilan itu, kami tidak melakukannya sendirian. Ada orang-orang di sekitar kami (yang notabene-nya) orang Jepang, banyak memberikan bantuan. Terutama sensei dan teman-teman kampus.
Karena itulah.....saya nekad bikin nasi kuning slametan, xixixi
Saya bilang bahwa ini tradisi Indonesia, jika kami menerima sesuatu yang membahagiakan, maka kami akan membuat nasi kuning dan diberikan kepada orang-orang di sekitar kami yang banyak membantu. Lalu sensei bilang, "O....oiwai mitaina kanji ne...".
Saya cuma manggut-manggut.
Dan beberapa classmate kami (saya dan suami) tertipu tampilan cabe rawit merah yang imut-imut sampai muka mereka memerah setelah memakannya mentah-mentah "KARAI (Pedas)!!!!!!!!!!!"
xixixixi, Ups....Gemennasai........
Berhubung jumlah teman dan sensei sedikit (kalau banyak enggak mungkin sanggup juga bikin ini buat mereka). Saya bikinnya dalam kemasan bento. Pelengkap nasi kuningnya hanya opor ayam, telur rawis, acar timun dan jeruk.
Cara bikin nasi kuning :
-Nasi dicuci, lalu kukus 30 menit.
-Aron nasi kuning dalam air santan, beri bumbu kunir, salam, daun jeruk, garam sedikit. sampai airt habis (apinya jangan besar-besar)
-Setelah nasi aron matang, diamkan selama 1 jam agar sisa-sisa air meresap.
-Kukus hasil aron selama 30 menit.
Untuk pelengkap, karena sesuai selera silahkan kreasikan sendiri ya........
Tuesday, February 19, 2013
Takoyaki
Ini dia makanan khas Jepang yang populer, takoyaki.
Sebenernya yang biasa dijual di supa(supermarket) atau yatai (kakilima) isinya cuma tako, tok! Tapi berhubung kita orang Indonesia, jadi takoyaki ini dibikin serupa bakwan gitu deh, Hehehe.
Tepungnya disini sangat mudah didapat.
Kalau dirasa-rasa, mungkin komposisi tepungnya hampir 80 % terigu. Tepung tak dicampur air, dan telur, lalu dicetak bulat-bulat sehingga bagian bawahnya kering, kering dan benyek didalam sih?!
Ini kali pertama bikin, dan Tara.....Kayaknya sih gagal, xixixi
Setelah takoyakinya matang, biasanya bagian atasnya dikasih mayonese, dan taburan apa ya namanya...(lupa) kaya abon ikan gitu. Nah, berhubung ini yang bikin orang indonesia, gak ada salahnya juga dikasih saos dan taburan bawang daun (baso kaleeeee).
Tapi asyik-asyik ajah tuh, Yuk mareeeeee.....
Monday, February 18, 2013
Rahasia Kita (Ibu)
Pstttt….sini Nak, kuberitahu kau satu cerita tentang Ibu, tapi berjanjilah dulu ini rahasia, hanya kita. Terkecuali jika kelak saat Ibu sudah tidak ada, kau boleh menceritakan rahasia ini pada adik-adikmu. Atau saat kalian beranjak dewasa, dan dunia tidak seramah yang kau kira, maka ini pengecualian terbesar, kau boleh menceritakan rahasia kita pada semua.
Kau siap? Simak ceritaku baik-baik, dan pastikan rahasia ini tertutup rapat dalam hatimu. Tentang Ibu….
Kumulai cerita tentangnya sebelum kau ada di dunia. Kau tau?Konon kau hanya segumpal daging tak bernyawa di rahimnya. Tapi sejak awal Ibu begitu memperhatikanmu, bahkan beliau tidak lagi memikirkan dirinya. Setiap makanan sehat, disantap untuk memastikan perkembanganmu sempurna. Ibu yang dulu langsing, perlahan menjadi gemuk sejak kau di dalam kandungannya. Dan yang lebih ekstrim lagi, perut Ibu yang dulu singset dan mulus seketika berubah gendut bergaris-garis karena selulit. Kalau bukan Ibu, mungkin perubahan bentuk fisik itu akan merisaukannya. Bukankah dulu Bapakmu memujanya karena cantik? Tapi lihatlah, Ibu tetap melakukan aktifitas rutin dengan perut buncitnya. Beliau membiarkanmu tumbuh dan berkembang menjadi bayi sempurna dalam tubuhnya yang ringkih, yang jelas tidak sekekar tubuh Bapak. Sembilan bulan kau dalam kandungannya, membuatnya merasa pusing, mual, tidak bisa tidur, sakit pinggang, dan kringetan sepanjang hari. Tapi itu bukan apa-apa buatnya. Beliau tetap menanggung segala resikonya demi melahirkanmu ke dunia, dan bahkan untuk resiko kehilangan hidupnya pun, beliau tanggung. Maka jika Ibumu tidak berjiwa preman, ……dari manalah keberanian itu muncul.
inilah rahasia yang hendak kuceritakan padamu tentangnya, Ibumu…..
Dan tibalah saat kelahiranmu. Ibu merasakan sakit yang tidak berujung sebelum mengantarkanmu melihat dunia. Di dalam kamar serba putih, rintihannya terdengar setiap kau mendesak keluar. Sungguh nak, detik-detik itu aura hidup dan mati begitu tipis, Bayangkan betapa besar nyali ibu terkapar di ranjang, berdampingan dengan gunting dan jarum yang siap digunakan dalam proses melahirkanmu. Menarik nafas, mengejan, menarik nafas, mengejan, begitu berulang-ulang sampai kau pun berhasil dilahirkannya. Dan perjuangan belum berakhir. Setelah kau dilahirkan, maka rasa sakit saat mengandungpun berganti menjadi malam-malam panjang, terbangun tengah malam untuk menyusuimu, mengganti popokmu, menemani celotehanmu. Maka jika Ibumu tidak berjiwa preman, ….dari manalah kekuatan itu muncul.
Inilah rahasia yang hendak kuceritakan padamu tentangnya, Ibumu…..
Kaupun beranjak balita, bergerak semena-mena seolah disana tidak ada bahaya. Tapi lihatlah wajah letih itu, tidak seguratpun raut penyesalan meski hari-harinya dikacaukan kenakalanmu. Bahkan dengan sigap diselempangkannya selembar kain di bahu, direngkuhnya kau dalam pelukan, sementara tangan kanannya tetap produktif menyapu, mencuci baju, menyetrika, bahkan memasak. Lihatlah, lihat! betapa terampilnya ibu melindungimu dari cipratan minyak panas saat menggoreng, juga memastikan makan siangmu tersaji dengan hangat. Maka jika Ibumu tidak berjiwa preman,……dari manalah keahlian itu muncul.
Inilah rahasia yang hendak kuceritakan padamu tentangnya, Ibumu…..
Dan perhatikan Nak, di setiap paginya Ibu adalah wanita tegar. Dengan segenap hati dilepasnya Bapakmu untuk mencari nafkah. Diantarnya dengan doa, rasa ikhlas dan kepercayaan penuh, sore nanti kelak kembali pulang. Pun jika Tuhan berkehendak lain, maka yakinlah, Ibu adalah orang pertama yang akan senantiasa mendampingimu sekuat hati, sebesar tanggung jawabnya. Sejak kecil hingga kau matang secara rasional, tau mana yang baik dan mana yang buruk. Untuk itulah Ibu sesekali menghardikmu dengan sangat saat kau melakukan keburukan, agar kau bisa membedakannya dengan kebaikan. Maka jika ibumu tidak berjiwa preman…..dari manalah keterampilan itu muncul.
Inilah rahasia yang hendak kuceritakan padamu tentangnya, Ibumu…..
Sampai disini, aku tidak sanggup lagi menceritakannya Nak. Lagipula untuk apa kuceritakan, kau pasti paham betul semuanya kan? Jika Ibumu tidak berjiwa preman, bagaimanalah kau bisa sesukses itu!!!!!!
Dan ingat janjiku, saat dunia tidak seramah yang kau kira, kau boleh, bahkan perlu menceritakan pada semua tentang Ibumu dan jiwa premannya, dan yakinlah!keberanian, kekuatan, keahlian, dan ketrampilan beliau yang kau warisi, sejatinya cukup, bahkan sangat cukup untuk menaklukan dunia…….
Karatsu, 26 Juli 2011
2 ulat
Aku adalah ulat keket, dengan dua mata kecil, sedikit bersungut, berbadan gendut, berbuku-buku, berwarna hijau serta berkaki pendek (kaki pendek menambah kesan seksi menurutku).
Lalu suatu hari aku bertemu ulat bulu yang lucu, sedikit gempal, berbulu lembut berwarna coklat susu dengan komposisi yang tidak imbang, coklatnya lebih banyak! menambah kesan ginuk-ginuk melihatnya.
Kami berdua adalah golongan ulat dari bangsa hewan1
1. Dan Allah telah menciptakan semua jenis hewan dari air, maka sebagian dari hewan itu ada yang berjalan di atas perutnya dan sebagian lagi berjalan dengan dua kaki, sedang sebagian (yang lain) berjalan dengan empat kaki. Allah menciptakan apa yang dikehendaki-Nya, sesungguhnya Allah maha kuasa atas segala sesuatu. ( Surat An-Nur: Ayat 45)
Hewan berbagi bumi dengan manusia. Kamipun bertemu di belakang sebuah bangunan milik manusia,- sering disebut, KAMPUS -. Musim hujan waktu itu. Pertemuan pertama yang kemudian berlanjut tiap hari karena daun tempatku berteduh ternyata satu pohon dengannya. Sejujurnya, tidak banyak yang kuingat darinya selama kami bersama dalam satu pohon. Kami hanya tetangga daun, hanya teman satu pohon, aku hanya menyapanya saat angin mendekatkan daunku ke daunnya, hanya sempat ‘say hello’. Selebihnya kami asing, sampai kemudian kami menyadari ada satu persamaan yang membuat kami dekat, KAMI SUKA LEYEH-LEYEH, berayun santai di atas daun yang diterbangkan angin sambil memakan apa saja, LALU KAMI TAHU, kami adalah ulat ber-gen gendut, sedikit makan, banyak bertambah berat badan!!
Hari-hari berikutnya, kami banyak menghabiskan waktu bersama, lalu kami sepakat untuk berbagi daun. Aku pindah ke daunnya waktu itu. Jelas keputusan yang beresiko karena kami harus berbagi privasi. Ajaib, hampir satu tahun aku numpang di daunnya, juga hampir satu tahun tanpa complaint!Kurasa bukan karena dia terlalu baik, tapi karena dalam banyak hal kami punya kesamaan. Aku suka sayur yang berwarna hijau-dia juga, aku suka mendengarkan musik alam-dia juga, aku suka bersenandung-dia juga, aku suka berpetualang-dia juga, aku suka menyampah di daunnya-dia juga, aku bisa tidur diatas tumpukan sampah-dia juga, aku biarkan sampah berserakan di daunnya 1 minggu lamanya-dia juga, huuuufhhhhhhh……….KOMPAK YANG ANEH!!!!
Kami tidak berkomitmen untuk kompak, semuanya mengalir begitu saja seperti ada yang mengatur. Sama, seperti kami meyakini bahwa hidup kamipun sudah ada aturannya2.
2 *Tiada suatu bencana pun yang menimpa di bumi dan (tidak pula) pada dirimu sendiri melainkan telah tertulis dalam kitab (Lauh Mahfuzh) sebelum kami menciptakannya. Sesungguhnya yang demikian itu adalah mudah bagi Allah.
(Surat Al Hadid:Ayat 22)
**(kami jelaskan yang demikian itu) supaya kamu jangan berduka cita terhadap apa yang luput dari kamu, dan supaya kamu jangan terlalu gembira terhadap apa yang diberikan-Nya kepadamu. Dan Allah tidak menyukai setiap orang yang sombong lagi membanggakan diri. (Surat Al Hadid:Ayat 23).
Lewat satu tahun, kami masih bersama, 1 lapang rumput, tapi beda pohon. Aku harus menjalani kodratku sebagai ulat keket, masuk ke fase hidup berikutnya. Diapun makin tampak dewasa dengan kemandiriannya.
Lalu kami mulai berbagi cerita dan derita sepenuhnya, aku ulat keket yang malang, tumbuh dalam kesendirian, dibesarkan diantara gesekan batang ilalang yang tajam. Dia ulat bulu yang disayang, tumbuh dalam lingkungan yang nyaman, besar dalam kebersamaan. Kami berasal dari Perbedaan yang luar biasa, lalu kenyataannya kami saling sirik, dia bilang –enak jadi kamu, bebas pergi kemana kamu suka-, sementara aku justru berpikir -enak jadi kamu!! Tumbuh besar dalam kondisi sempurna-. Lalu aku berandai-andai seandainya aku adalah dia, pernah juga sekali berdoa semoga hidupku bisa senyaman hidupnya (dan mungkin dia juga pernah berdoa memiliki apa yang aku punya)3.
3. *Semua yang ada di langit dan di bumi selalu meminta kepada-Nya. Setiap waktu Dia dalam kesibukan (Surat Ar-Rahman:Ayat 29)
**Maka nikmat Tuhan yang manakah yang kamu dustakan (Surat Ar-Rahman : Ayat 30).
Tapi semakin banyak bertukar cerita kamipun semakin banyak paham, betapa kondisi hidup, sebagaimanapun, sejatinya adalah sama, yang membedakan hanya CARA PANDANG KITA, yang seringkali memunculkan ketidakpuasan.
Lewat dua tahun, kami terus bersama. Kami sering berpetualang, berjalan beriringan menelusuri gelapnya malam, mencoba memecahkan misteri kenapa langit sebagian gelap dan sebagian terang, kenapa cahaya bintang sebagian redup dan sebagian gemilang, kenapa angin kadang bertiup kencang kadang pelan, kenapa awan kadang kecil-kecil bergerombol, kadang menyatu besar….. lalu kami temukan jawabannya saat hujan datang4
4. Tidakkah kamu melihat bahwa Allah mengarak awan, kemudian mengumpulkan antara (bagian-bagian)nya, kemudian menjadikannya bertindih-tindih, maka kelihatanlah olehmu hujan keluar dari celah-celahnya, dan Allah (juga) menurunkan (butiran-butiran) es dari langit, (yaitu) dari (gumpalan-gumpalan awan seperti) gunung-gunung, maka ditimpakan-Nya (butiran-butiran) es itu kepada siapa yang dikehendaki-Nya dan dipalingkan-Nya dari siapa yang dikehendaki-Nya. Kilauan kilat awan itu hampir-hampir menghilangkan penglihatan.(Surat An-Nur:Ayat 43).
Lewat tahun ke tiga bersama, kami lebih berani berkliaran, mencoba menyibak rahasia hidup mahluk besar yang berakal5.
5. *Ingatlah ketika Tuhan-mu berfirman kepada para malaikat, “sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang Khalifah di muka bumi”, Mereka berkata”Mengapa Engkau hendak menjadikan (khalifah) di muka bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah, padahal kami senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan menyucikan Engkau?” Tuhan berfirman, “ sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui”.(Surat Al-Baqarah:Ayat 30)
**Dan Dia mengajarkan kepada Adam nama-nama (benda-benda) seluruhnya, kemudian mengemukakannya kepada para malaikat lalu berfirman, “sebutkanlah kapada-Ku nama benda-benda itu jika kamu memang orang-orang yang benar!” (Surat Al Baqarah: Ayat 31).
Kami tahu, saat malam gelap manusia jarang ada yang berkeliaran, mereka masuk ke dalam bangunan yang jika kami panjat bisa menghabiskan waktu satu hari satu malam. Entahlah bangunan apa namanya, tapi kami yakin bahwa semua manusia begitu. Sampai suatu ketika kami lewat depan manusia renta yang tertidur pulas diatas kertas coklat tebal, tapi di depan bangunan, bukan di dalamnya. Manusia renta yang aneh pikirku, dan aku yakin ulat bulu juga berpikiran sama karena kami kompak dalam banyak hal. Kami masih terheran-heran memandangi manusia renta yang sedikit menggigil dalam tidurnya, saat kemudian datang manusia lainnya, dua orang yang tampak jauh lebih muda, bersuara lembut, dengan kain panjang menutup rambut, leher, dan dadanya. Tampak cantik. Belakangan kami tahu nama manusia yang satu itu, perempuan, ya…perempuan muslimah6
6. Katakanlah kepada wanita yang beriman, “hendaklah mereka menahan pandangannya, dan memelihara kemaluannya, dan janganlah mereka menampakan perhiasannya, kecuali yang biasa tampak daripadanya. Dan hendaklah mereka menutupkan kain kudung ke dadanya, dan janganlah menampakan perhiasannya, kecuali kepada suami mereka, atau ayah mereka, atau ayah suami mereka, atau putra-putra mereka, atau putra-putra suami mereka, atau sodara-sodara laki-laki mereka, atau putra-putra sodara laki-laki mereka, atau putra-putra sodara perempuan mereka, atau wanita-wanita islam, atau budak-budak yang mereka miliki, atau pelayan-pelayan laki-laki yang tidak mempunyai keinginan (terhadap mereka), atau anak-anak yang belum mengerti tentang aurat wanita. Dan janganlah mereka memukulkan kakinya agar diketahui perhiasan yang mereka sembunyikan . Dan bertobatlah kamu sekalian kepada Allah, hai orang-orang yang beriman supaya kamu beruntung (Surat An-Nur :Ayat 31)
Entah berkata apa mereka, kami tidak terlalu mengerti bahasa manusia, yang pasti kami melihat dua perempuan muda memberikan sesuatu kepada manusia renta sebelum meninggalkannya. Lalu dari remangnya belukar kami lihat manusia renta membuka bungkusan, tersenyum senang memandang isinya, lalu samar kami dengar kata “Alhamdulillah”, serentak kami tersadar, manusia renta sedang bersyukur memuji Tuhannya, Tuhan kami, Tuhan sekalian alam7
7. Apakah kamu tiada mengetahui, bahwa kepada Allah bersujud apa yang ada di langit, di bumi, matahari, bulan, bintang, gunung, pohon-pohonan, binatang-binatang yang melata, dan sebagian besar daripada manusia?Dan banyak diatara manusia yang telah ditetapkan azab atasnya. Dan barang siapa yang dihinakan Allah, maka tidak seorang pun yang memuliakannya. Sesungguhnya Allah berbuat apa yang Dia kehendaki. (Surat Al-Hajj: Ayat 18)
Sepotong roti, ya…….hanya sepotong roti tipis yang habis dalam sekejap, tapi mampu meyakinkan manusia renta bahwa Allah tidak pernah meninggalkannya. Sekali lagi mata tuanya berkedip meneteskan air mata bahagia, sembari mengangkat kedua tangan keriputnya, samar berbisik “Aku ikhlas dengan setiap takdirmu ya….Allah, semoga hamba termasuk golongan orang-orang yang bersyukur, dan karuniakanlah kepada kedua perempuan yang memberi hamba sepotong roti malam ini, Rizki-Mu dari jalan yang halal, Amin….ya Rob…..”
Kami yakin manusia renta itu berdoa, memohon sesuatu pada Tuhan-Nya8
8. Atau siapakah yang mengabulkan (doa) orang yang dalam kesulitan apabila dia berdoa kepada-Nya dan yang menghilangkan kesusahan dan yang menjadikan kamu (manusia) sebagai khalifah di bumi?Apakah ada Tuhan lain selain Allah?Sedikit sekali kamu yang memperhatikan-Nya (Surat An-Naml; Ayat 62).
Kami berdua tercekat melihat pemandangan berikutnya malam itu, seorang renta berselimut megahnya langit kelam, tertidur pulas tanpa beban. Tubuhnya tidak lagi menggigil setelah mengunyah beberapa potong roti tipis pemberian perempuan-perempuan muda tadi. Sekali lagi, HANYA SEPOTONG ROTI.
Mataku basah, rasa syukur yang tulus telah dia ajarkan pada kami lewat sebait doanya, Doa karena sepotong roti9
9. Hai orang-orang yang beriman!Makanlah di antara rezeki yang baik yang kami berikan kepadamu. Dan bersyukurlah kepada Allah jika memang hanya Dia saja yang kamu sembah (Surat Al Baqarah; Ayat 172)
Aku menghapus air mata, menggamit ulat bulu yang juga terpekur disampingku. Dalam perjalanan pulang, kami berdua semakin yakin bahwa setiap perjalanan hidup tidak ada yang sia-sia, siapapun, dimanapun, bisa memberi hikmah dan pelajaran berharga untuk kami yang sering lupa. Pelajaran yang sederhana memang, tapi menjadi sejuta makna untuk kami yang ingin terus berpetualang menyingkap rahasia kehidupan.
Aku dan ulat bulu di ujung malam itu saling berpesan,
“………jangan lupakan aku kawand, dimanapun, kita akan tetap menjadi saudara, bahkan jika kelak obrolan kita terasa hambar karena kita sudah terlalu lama tidak bertemu, atau karena masing-masing kita punya jalan hidup yang berbeda, pandangan yang berbeda, bahkan tujuan hidup yang berbeda……..
Hargai perjalananku jika kelak semua prosesnya membuatku menjadi asing bagimu,
Juga kelak telingaku mungkin sedikit tuli, mataku sedikit rabun, buluku berubah warna, dan tanganku bergetar saat membuatkanmu secangkir teh hangat manis………
Tapi mohon tetap ingat aku sebagai saudara karena kita satu pencipta.
Hidupku, hidupmu, sudah pasti akan punya cerita berbeda, tapi kita punya sebongkah hati yang sama, hati yang pernah tersentuh oleh “Doa karena sepotong roti”.
Terus berjalan kawand…..lakukan yang terbaik yang kita bisa,
Semoga Allah ridho…………….”
-Karatsu, 23 maret 2011-
Subscribe to:
Comments (Atom)




